Selasa, 23 Maret 2010

K.H. Masdar F. Mas’udi Kembalikan NU pada Khittah-nya

Inilah.com, 20/03.2010
Banyak warga NU mengharapkan Muktamar ke-32 di Makassar akan membahas konflik di tubuh PKB. Namun tampaknya hal itu tidak akan terwujud. Mau dibawa kemana NU?
Salah satu kandidatnya Ketua Umum PBNU adalah Masdar F Mas’udi. Tokoh muda yang juga Ketua PBNI (2004-2009) itu itu memiliki program untuk mengembalikan NU kepada khitah-nya. Program unggulan saya adalah membenahi ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan warga Nadhliyin.

“Ini program internal,” paparnya. Program eksternalnya adalah kampanye Islam sebagai cinta damai, cinta perbedaan, dan menghargai kebhinekaan. Tentu saja program-program itu harus dijalankan dengan dukungan pemerintah

Masdar dikenal sebagai intelektual NU yang memiliki pemikiran maju. Namun sering gagasannya terlalu maju sehingga belum dapat diterima warga NU sendiri. Misalnya, ia pernah mengatakan bahwa pelaksanaan ibadah haji dapat dilakukan dalam enam shift, tidak hanya satu shift seperti yang terjadi saat ini.

Dengan demiikian, musim haji dapat dilaksanakan berlangsung selama tiga bulan sesudah Ramadhan sehingga tidak berdesak-desakan. Namun, gagasan ini ditolak sebagian besar warga NU. Berikut petikan wawancara wartawan INILAH.COM, Kawiyan dengan tokoh yang di kalangan NU dikenal dengan sebutan kyai muda.

Banyak yang menginginkan agar Muktamar NU membahas konflik politik yang terjadi di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keinginan ini wajar mengingat PKB dilahirkan oleh NU. Bagaimana pendapat Anda?
Muktamar memang akan membahas masalah politik tetapi dalam konteks yang lebih umum, tidak khusus menyangkut PKB. Jadi yang dibahas nanti menyangkut etika politik, hubungan politik dengan warga NU, dan politik kemaslahatan bagi warga NU.

Mengapa tidak ada pembahasan khusus tentang PKB dan rekomendasi politik warga NU?
Kalau muktamar membahas secara khusus mengenai PKB itu namanya intervensi. PBNU tidak mau melakukan intervensi terhadap PKB. Para politisi di PKB saya kira dapat menyelesaikan konflik yang terjadi. Harus diingat, warga NU tidak hanya di PKB tetapi banyak juga di partai politik lain.

Jadi tidak ada semacam ‘rekomendasi’ untuk penyelesaian konflik PKB?
Tidak ada. Mungkin setelah muktamar nanti pengurus PBNU akan melakukan silaturrahmi dalam rangka membantu menyelesaikan konflik PKB. Itu pun akan dilakukan terhadap partai-partai politik lain.

NU kan organisasi kemasyarakat terbesar di negeri ini. Apakah ada tanda-tanda intervensi dari pemerintah menjelang muktamar nanti? Atau ada kandidat tertentu yang mencoba mendapatkan dukungan dari pemerintah?
Saya belum tahu. Yang pasti, apapun yang terjadi saya berharap muktamar NU harus berakhir dengan keputusan-keputusan yang strategis untuk mengembalikan fungsi NU sebagai jangkar kokohnya NKRI.

Kedua, muktamar harus mengembalikan NU sebagai kekuatan masyarakat sipil penopang demokrasi dan moralitas bangsa. Ketiga, muktamar harus memastikan NU sebagai wadah perkhitaman untuk kepentingan umat dan rakyat Indonesia. Dan keempat, muktamar harus memastikan bahwa NU bebas dari politisasi elit orang perorang untuk memperolah jabatan-jabatan politik.

Apakah kasus pencalonan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi sebagai Cawapres pada 2004 termasuk dalam kategori memanfaatkan NU untuk kepentingan politik perorangan?
Ya Anda tahu sendirilah, nggak usah disebut. Mengapa tidak boleh memakai bendera NU, karena bisa menimbulkan perpecahan di kalangan NU. Mana yang mendukung dan menolak menggunakan bendera NU. Ini kan merugikan NU secara organisasi.

Tapi boleh kan tokoh NU jadi Capres, Wapres atau calon lainnya?
Ya boleh tapi syaratnya harus mundur dari kepengurusan di PBNU. Bahkan, ke depan pengurus PBNU tidak boleh menjadi pengurus partai politik. Harus pilih salah satu supaya tidak rancu. Sebab, NU bukanlah partai politik.

Warga NU ada di mana-nama, NU harus menjaga jarak yang sama dengan partai-partai politik. NU berkomitmen menjadi payung bagi seluruh warga NU. Kalau mau mengejar jabatan politik, PBNU akan rela melepas kadernya untuk terjun di partai.

Bagaimana kesiapan Anda untuk bersaing menjadi Ketua Umum PBNU?
Saya sudah siap. Ketika Muktamar NU di Solo 2004, saya termasuk kandidat yang lolos dengan dukungan suara minimal bersama pak Hasyim Muzadi. Jadi, hanya ada dua calon ketika itu, saya dan Pak Hasyim.
Dari mana saja dukungan Anda?
Dari mana-mana, dari pesantren dan organisasi-organisasi di bawah NU. Insya Allah dukungan itu akan terus bertambah.

Program apa yang akan Anda tawarkan di muktamar nanti?
Saya punya program dan jaringan untuk kembalikan NU kepada khitah-nya. Program unggulan saya adalah membenahi ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan warga Nadhliyin. Ini program internal.

Program eksternal, saya ingin agar NU kampanye Islam sebagai cinta damai, cinta perbedaan, dan menghargai kebhinekaan. Tentu saja program-program itu harus dijalankan dengan dukungan pemerintah. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar