Selasa, 23 Maret 2010

NU KEMBALI KE KHITTAH, NU KEMBALI KE UMAT

Muktamar NU 2010 di Makassar adalah momen pertaruhan yang menentukan : NU Bangkit Menuju Kejayaan dan Kemartabatannya, atau Terpuruk dan Terbuang dari Sejarah.
Sekarang ini NU berada dalam kepungan tantangan dan ancaman dari berbagai segi yang belum pernah dialami masa-masa sebelumnya, tantangan itu adalah :
  1. Tantangan kekuasaan. NU mengalamai kebekuan hubungan akibat terlalu jauh memasuki arena pertarungan politik. Selama ini NU lebih banyak menjadi pendukung dan pencari suara (vote getter) dari calon dan partai tertentu. Akibatnya dimata kekuasaan, NU dipandang sebelah mata.
  2. Tantangan NU ketika mengalamai gangguan penyusupan bahkan pengambil alihan basis-basis keumatannya, terutama masjid-masjid Nahdliyyin, oleh kelompok-kelompok gelap pendatang baru berfaham radikal.
  3. Tantangan kebawah yaitu hubungan antara umat Nahdliyyin dengan elite NU sendiri. Selama ini semakin dirasakan antara elite NU dengan warganya, terasa sangat renggang. Ketaatan dari berbagai tausiyah yang disampaikan oleh elite NU semakin lama semakin dirasakan berkurang oleh warga.
  4. Tantangan Hubungan warga Nahdliyyin dengan elite NU sendiri yang kian renggang. Bahkan antara zu’ama dengan ulama NU sendiri yang selama ini terasa saling menjauh satu sama lain. Penyebabnya antara lain kalkulasi dan hubungan politis yang mempengaruhi hubungan lahir dan batin diantara mereka.
Satu-satunya jalan untuk mengatasi semua ancaman tersebut adalah bertekad kembali ke jati diri, khittah 1926, yang secara operasional berarti, KEMBALI KE UMAT. NU sebagai jam’iyyah dan ulama sebagai pengendalinya semunya musti bekerja untuk melayani umat. Umat adalah wajah Allah di muka bumi. Melayani Allah berarti secara nyata NU melayani umat.
Sebagai jalur aspirasi umat, agenda utama NU adalah persoalan ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan lingkungan sebagai acuannya. Tidak ada yang perlu diragukan dan dikhawatirkan dari umat, terutama kalangan mustadh’afinnya. Ketika NU memalingkan kembali wajahnya dan mendampingi umat dan setia melayani mereka maka semua problem yang mengamcam NU diatas akan teratasi dengan baik.
Muktamar NU adalah momentum pertaruhan besar; hendak bangkit menuju kejayaan atau justru terpuruk dan terbuang. Adalah wajib bagi para muktamirin, untuk mengembalikan jati diri NU sebagai jangkar keutuhan Indonesia yang bhineka dan benteng moralitas bangsa.

Trimakasih,

K.H. Masdar F. Mas’udi
Informasi : 0852-42056721

Tidak ada komentar:

Posting Komentar